Rabu, 18 Agustus 2010

Penyakit Pada Sistem Pencernaan manusia

I .KARANG GIGI

Karang gigi atau "kalkulus" terbuat dari plak dan zat kapur yang berada di air liur. Plak sendiri terdiri dari lapisan bening di gigi ( perikel ) dan kuman. Di dalam mulut kita terdapat lebih dari 350 jenis kuman yang dapat menyebabkan karies. Jika di gigi atau sela-sela gigi terdapat banyak makanan yang tidak di bersihkan maka kuman akan mencerna makanan tersebut, lama-kelamaan akan menyebabkan karang gigi.
Karang gigi melekat erat dengan gigi dan hanya bisa di bersihkan dengan scaller, atau alat ekstraktor oleh dokter gigi.
Warna karang gigi mula-mula kuning, lama-kelamaan dapat berwarna coklat atau kehitaman sesuai dengan kebiasaan seperti merokok atau minum kopi.
Karang gigi dapat menyebabkan gigi goyang dan mudah tanggal karena penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah terutama saat menyikat gigi, dan halitosis (bau mulut).
Karang gigi (Calculus) merupakan kumpulan plak termineralisasi (pembentukan mineral seperti “batukarang”) yang menempel pada permukaan gigi. Berdasarkan lokasinya, karang gigi ada di supragingiva (permukaan gigi diatas gusi) dan di subgingiva (permukaan gigi di bawah gusi).
Karang gigi terutama timbul pada daerah-daerah gigi yang sulit dibersihkan.
Akibat dari adanya karang gigi
Karang gigi ini menjadi tempat melekatnya kuman-kuman di dalam mulut. Akibatnya dapat menyebabkan berbagai penyakit gusi, seperti radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak lebih merah, agak membengkak, dan sering berdarah saat menggosok gigi.
Hal ini dapat berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi lainnya (periodontitis) bila tidak segera dirawat. Bila sudah tahap ini dapat menimbulkan gigi goyang karena jaringan penyangga gigi sudah rusak.
Juga yang tidak kalah sering terjadi, karang gigi dapat menyebabkan bau mulut tidak enak. Hal ini yang dirasa paling mengganggu.
Cara mengurangi timbulnya karang gigi
Terbentuknya karang gigi dapat pada semua orang, dan proses terbentuknya tidak dapat kita hindari namun dapat kita kurangi. Cara untuk mengurangi terbentuknya karang gigi adalah :

Pertama adalah dengan rajin menjaga kebersihan gigi, yaitu dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari secara benar dimana semua bagian-bagian gigi tersikat bersih. Juga jangan lupa untuk menggosok gusi dengan lembut perlahan-lahan. Untuk gusi rahang atas, gerakan sikat gigi dari atas ke bawah, dan untuk gusi rahang bawah gerakan sikat gigi dari bawah ke atas. Hal ini dapat menghalangi terbentuknya karang gigi.
Kedua adalah rajin kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi. Karena hanya dengan alat-alat kedokteran gigi saja karang gigi dapat dibersihkan.
Karang gigi tidak dapat hilang bila hanya dengan menggosok gigi atau berkumur dengan obat kumur.


II .TIFUS PERUT

Tifus perut merupakan infeksi pada usus yang berimplikasi pada seluruh jaringan tubuh. Penyakit ini disebarkan dari kotoran ke mulut dalam makanan dan air yang tercemar, dan sering timbul dalam bentuk wabah atau epidemi (penduduk jatuh sakit secara bersamaan).
Di antara berbagai penyakit infeksi yang kadang-kadang dinamakan demam, tifus perut merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya.
A. Bakteri penyebab tifus:
1. Rickettsia typhi
2. Rickettsia prowazekii
B. Tipe tifus tergantung dari bakteri mana yang menyebabkan infeksi.

Rickettsia typhi merupakan tifus endemik yang biasa terjadi di area tidak higienis dan kawasan miskin dengan temperatur yang dingin. Tifus ini biasa disebut “demam bui”. Bakteri ini disebarkan oleh kecoa, lalat, dan musang terbang.
Kasus tifus ini sering terjadi di Amerika Serikat bagian selatan dan tenggara. Masa inkubasinya 2 – 3 minggu. Risiko paling berat adalah terjadinya kematian.

Rickettsia prowazekii merupakan tifus epidemik. Ini terjadi pada seseorang yang pernah terjangkit tifus, re-aktivasi.

C. Sesorang yang menderita tifus menunjukkan hasil tes darah:
1. Rendah kadar sodium
2. Rendah kadar albumin
3. Enzim di dalam liver meningkat tajam
4. Terjadi keluhan di sekitar ginjal
5. Antibodi yang dihasilkan sangat tinggi


D. Komplikasi yang terjadi
1. Pneumonia
2. Kerusakan sistem saraf bagian tengah
3. Renal insufficiency
E. Berikut tanda-tanda penyakit tifus:

Minggu pertama
1. Awalnya mirip dengan demam atau influenza.
2. Sakit kepala dan leher
3. Panas naik sedikit demi sedikit setiapp hari sampai 40 derajat atau lebih.
4. Sering kali nadinya relatif lambat dibandingkan tingginya panas.
5. Kadang-kadang terdapat muntah, menceret atau sembelit.
Minggu kedua
1. Panas tinggi, nadi relatif lambat
2. Mungkin terlihat bercak merah muda pada badan
3. Badan menggigil/gemetar
4. Mengigau atau delirium (penderita tidak dapat berpikir dengan jelas)
5. Lemah, berat badan menurun, tubuh kekurangan cairan.
Minggu ketiga
Jika tidak terjadi komplikasi, panas dan tanda-tanda lainnya akan hilang perlahan-lahan.

F. Pengobatan:
1. Dapatkan segera pertolongan dokter atau petugas kesehatan terdekat
2. Berikan chloramphenicol untuk orang dewasa: dua kapsul @ 250 mg 4 kali sehari. Jika tidak ada chloramphenicol, gunakan ampicilin atau tetracycline.
3. Turunkan panasnya dengan dengan kain basah yang dingin
4. Berikan cairan yang banyak; sup, sari buah, dan minuman untuk mengembalikan cairan dalam tubuh.
5. Berikan makanan yang bergizi, kalau perlu dalam bentuk cairan.
6. Penderita harus tinggal di tempat tidur sampai panasnya hilang sama sekali
7. Jika penderita batuk darah atau timbul tanda-tanda peradangan pada selaput perut, ia harus segera dibawa ke rumah sakit.
G. Pencegahan tifus perut:
1. Mengindarkan diri dari hal-hal kotor seperti pencemaran air dan makanan oleh kotoran manusia. Pastikan jamban keluarga terletak jauh dari tempat penduduk mengambil air minum
2. Memberi perhatian khusus pada kebersihan air minum, terutama saat banjir.
3. Penderita harus tinggal di kamar terpisah untuk mencegah penyebaran tifus perut. Kotorannya harus dibakar atau dikubur di dalam lubang yang dalam. Orang yang merawatnya harus membasuh tangan segera sesudahnya.
4. Setiap orang yang pernah menderita tifus harus memberikan perhatian tambahan terhadap kebersihan perorangan dan tidak boleh bekerja di rumah makan atau di tempat-tempat pengolahan makanan.

III .VOLVULUS (usus melintir)

Volvulus adalah obstruksi usus yang disebabkan oleh melilitnya usus ke arah kanan atau kiri atau membentuk simpul. Volvulus ini dapat terjadi oleh berbagai hal yang sukar dideteksi dengan baik bila memang defeknya kecil dan setempat saja. Volvulus ini dapat terjadi pada bayi yang baru lahir, atau disebut juga neonatorum volvulus.

Dengan FLUOROSCOPY PERISTALTIK USUS, dapat mendeteksi area dimana terjadinya volvulus sehingga bisa diketahui jelas apakah bagian usus duabelas jari, usus halus ataukah usus besar.

Penyebab terjadinya volvulus karena ketidak-sinkronan kerja syaraf otonom, mungkin karena makanan atau minuman. Pengurutan perut yang ananda utarakan bisa juga merupakan salah satu penyebabnya (minor-cause)
Pencegahannya, coba hindari rangsang lokal yang tidak seimbang (makanan - minuman merangsang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar